Selasa, 15 Februari 2011

Outbond Malang Sejak puluhan tahun yang lalu pertumbuhan sapi potong dan perah di Indonesia tidak banyak berubah, yaitu hanya sekitar 10% dari populasi penduduk. Tidak banyak perkembangan dan jika dibandingkan dengan Negara lain di kawasan Asia Pasifik, Indonesia masih kekurangan pasokan susu dan daging untuk konsumsi seluruh populasi.

Pemerintah sampai saat ini tidak mempunyai program Outbond Malang yang jelas untuk melipatgandakan keberadaan sapi perah dan sapi potong demi memenuhi kebutuhan nutrisi dan protein bangsa ini. Pemerintah lebih suka kalau bangsa ini menjadi pengimpor daging dan pengimpor bahan baku susu olahan.

Semakin banyak nilai impor sapi maka semakin banyak komisi yang akan didapat oleh para oknum yang terlibat. Sistem koperasi susu pun tidak membantu banyak dalam meningkatkan kebutuhan susu segar di Indonesia. Kesejahteraan peternak kalah dengan kesejahteraan pengurus koperasi.

Bagaimana peternakan sapi perah dan potong bisa menjadi sebuah industri yang tumbuh pesat di negeri ini, kalau pemerintah dan koperasi tidak serius mengembangkannya. Bagaimana peternak sapi perah bisa maju di Indonesia jika bisnis ini dipenuhi para pencari rente? Sedangkan di tingkat industri susu olahan pun, pemerintah tidak peduli.

Perseteruan antara outbond malang peternak dengan industri susu olahan dibiarkan berlarut-larut. Kebijakan impor bahan baku susu olahan dibiarkan terus meningkat dan terus dikenakan bea masuk 5%. Dengan kondisi biaya listrik, upah pegawai, biaya distribusi yang terus naik sudah pasti dalam waktu dekat industri susu olahan harus menaikkan harga susu olahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar