Selasa, 15 Februari 2011

Outbond di Malang Kalau melihat dari tuntutan rakyat, ada demonstrasi besar-besaran yang kemudian
disusul dengan Soeharto turun, itu pengalaman yang sama. Rakyat tidak menginginkan
pemimpin yang otoriter. Hal yang sama juga diinginkan rakyat Tunisia.

Persamaan Indonesia dengan Mesir adalah rakyat sama-sama meminta presidennya yang
otoriter turun. Mereka menginginkan rezim yang penuh korupsi di mana angka
pengangguran tinggi segera diganti. Ini sama.
Yang diharapkan outbond malang adalah pemerintah transisi yang lebih baik daripada saat zaman
Hosni Mubarak. Nah, Indonesia yang punya pengalaman ini, secara umum apa yang
dilakukan Indonesia bisa diadopsi. Misalnya cara Indonesia dalam berdiskusi dengan
oposisi.

Perjuangan rakyat Mesir belum selesai. Sekarang militer yang memegang kekuasaan
setelah Mubarak turun. Militer membubarkan parlemen dan tidak menggunakan
konstitusi sebelumnya. Ini belum cukup. Harus terus ada pengawalan sampai nanti ada
pemerintahan yang diingi
Outbond Malang Mengamati geopolitik di negara-negara yang tengah bergolak tersebut, maka ke depan
kelompok Islam potensi mengendalikan Timur Tengah dengan menguasai sejumlah besar
negara. Sebutlah misalnya HAMAS di Palestina yang menjadi seteru abadi Israel, AKP
yang mulai kembali melakukan Islamisasi di Turki, An Nahdah di Tunisia, Ikhwanul Muslimin yang menjadi oposisi terbesar di Mesir. Pun dengan cabang Ikwanul Muslimin di Suriah, Sudan dan Yaman.

Pergeseran geopolitik ini menjadikan Timur Tengah outbond malang  a vis dengan kepentingan AS-Israel. Kelompok kekuatan politik Islam yang pro Demokrasi, akan mengurangi atau
mungkin menghilangkan pengaruh AS serta Israel secara keseluruhan. Kedua negara yang selama ini energinya bergantung dari Timur Tengah akan terbonsai (40 persen energi Israel berasal dari Mesir), karena langkah pertama yang akan dilakukan oleh kelompok politik Islam jika berkuasa, adalah menyelamatakan ekonomi rakyat dalam bentuk nasionalisasi dengan meninjau ulang kontrak dengan perusahaan asing. Termasuk melindungi produk lokal dengan melakukan proteksi terhadap produk AS yang selama ini menjadikan kawasan itu sebagai pasar utamanya.

Negara industri sekelas AS outbond malang dan Israel yang sektor ekonominya digerakkan oleh energi
akan lumpuh, dan kehilangan pasar. Di sisi lain, ideologisasi dan institusionalisasi Islam oleh partai dan kelompok Islam pro Demokrasi akan membangkitkan semangat dan percaya diri umat Islam di Timur Tengah yang selama ini dikebiri oleh diktator boneka Amerika-Israel. Akhirnya, jargon demokratisasi yang selama ini diteriakkan AS akan menghantui negara Adi Daya tersebut, dan mungkin AS kembali memberlakukan standar gandanya, seperti perlakuan mereka terhadap kemenangan demokratis Hamas di Palestina.
Outbond Malang Efek domino dari demam demokratisasi dan tekad untuk keluar dari keterpurukan multidimensi baik ekonomi maupun politik tak akan pernah usai. Amerika Serikat (AS)
dan saudara jauhnya, Israel tentu tak akan tinggal diam karena merasa terancam. Kedua negara ini adalah pemangku kepentingan terbesar di kawasan Timur Tengah. Maka tak heran jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden AS, Barack Husein Obama terus memantau perkembangan di kawasan.

Khusus untuk Mesir, yang menjadi outbond malang gerbang dan menempati posisi kunci atas pengaruh
AS-Israel, secara intensif dimonitor dari Gedung Putih, bahkan gedung putih mengirim Frank Wisner untuk menemui Mubarak. Ketakutan ini bukan tanpa alasan, bisa jadi Mesir akan berpindah kendali ke kelompok oposisi, kelompok Islam konservatif, Ikhwanul Muslimin, yang merupakan kekuatan terbesar setelah National Democratic Party (NDP), partai pendukung pemerintahan Hosni Mubarak. Dan inilah ketakutan terbesar AS dan Israel.

Kegagalan Nasional Democratik Party (NDP) memenuhi aspirasi rakyat yang tercermin
dari kegagalan pemerintahan Mubarak, menjadi dasar delegitimasi terhadap partai pemenang pemilu dan terbesar tersebut. Kenyataan ini menjadi stimulus bagi meluasnya aseptabiliti masyarakat terhadap kelompok IM. Selain itu, Kesuksesan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Turki yang berafiliasi pada ideologi politik IM, menjadi bargaining position tentang role model politik Mesir masa depan, karena Turki berhasil menjadi negara modern walaupun di bawah kendali partai Islam.
Outbond Malang Riak-riak revolusi yang terilhami dari Tunisia dan Mesir kini menggurita. Pasca jatuhnya Mubarak yang menurut beberapa pengamat dimulai dari dunia maya, akses internet ditutup di Aljazair. Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika sebagaimana dikutip kantor berita nasional Aljazair, juga akan mencabut aturan darurat yang telah diberlakukan selama 19 tahun. Pasca pencabutan aturan tersebut, maka masyarakat bebas melakukan demonstrasi sebagai bentuk ekspresi politik. Hak-hak partai politik pun akan diperluas.

Bukan hanya di Timur Tengah, di negeri Tirai Bambu, outbond malang Cina yang dikenal sangat selektif dalam menyiarkan informasi, akses informasi revolusi Mesir dan Tunisia oleh pemerintah disaring sangat ketat.

Suriah juga sudah mempersiapkan diri. Presiden Suriah Bashar al-Assad yang mewarisi
kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad, yang berkuasa selama tiga dekade di Suriah, mengatakan bahwa ia akan mendorong demokratisasi dalam bentuk reformasi politik.
Bashar bahkan mengajak para penguasa Arab untuk lebih akomodatif terhadap aspirasi
politik dan ekonomi rakyatnya. Ajakan Bashar, pun di amini oleh Libya yang berada di bawah rezim Muammar Qaddhafi.

Pun oleh Raja Yordania, outbond malang Abdullah II pada tanggal hari Rabu, 2 Februari kemarin, telah menyerah pada tekanan publik dan membubarkan kabinetnya dengan menunjuk perdana menteri agar segera melakukan reformasi politik. Oleh Ikhwanul Muslimin, salah satu kelompok Islam modern yang mengusung Pan Islamisme, Raja Abdullah II diminta agar segera menghilangkan hak absolut raja untuk menunjuk perdana menteri, mengeluarkan dekrit dan membubarkan parlemen. Kelompok ini juga meminta agar partai-partai diberi keterlibatan lebih luas dalam pemerintahan, khususnya di parlemen.
Outbond Malang Inilahbond musim revolusi, ketika kulminasi kemarahan meledak mencari bentuknya. Saat tiran dengan jubah demokrasi memahat kepalsuan dalam bahasa politis yang tertata. Suara rakyat dianggap angin lalu, tuntutan perut yang lapar dan dapur tak mengepul, sementara hak-hak politik terinjak oleh nafsu tahta dibalik tangan besi yang menggurita. Maka revolusi adalah jalan terbaik. Mesir dan Tunisia telah membuktikan.

Kekuatan gerakan massa outbond malang  memperlihatkan kedigdayaannya. Jika 13 tahun silam (1998), elemen mahasiswa dan masyarakat Indonesia berhasil menggulingkan rezim Orde Baru yang dikomandoi oleh Soeharto, Jum'at (11/2) petang kemarin, gerakan massa rakyat Mesir sukses memaksa Rezim Housni Mubarak meninggalkan istananya. Sukses Mesir tidak bisa dilepaskan dari rangsangan revolusi serupa di Tunisia satu bulan sebelumnya.
Outbond Malang Nutrisi merupakan kebutuhan dan kepentingan umum. Jadi impor bahan baku susu harus mendapat pembebasan bea masuk. Target pemerintah untuk menaikkan konsumsi masyarakat akan susu olahan 10% setahun atau konsumsi dari 10 kg/kapita/tahun menjadi 23 kg/kapita/tahun akan semakin sulit dicapai kalau harga susu terus meningkat. Untuk melindungi fluktuasi yang tinggi atas harga susu ini, banyak negara melakukan buffering dengan mengintervensi pasar untuk mengurangi gejolak harga.

Pembebasan bea masuk outbond malang  adalah salah satu bagian kecil untuk mengurangi fluktuasi harga tersebut. Untuk itu Kementerian Perindustrian dan Kementrian Keuangan harus peduli dan berani melangkah. Untuk peternak, pemerintah harus menganggarkan dana APBN, misalnya pengurangan subsidi BBM bisa digunakan untuk pengembangan sapi perah daripada digunakan untuk mencetak buku narsis yang tidak bermutu.

Kementerian Pertanian harus kreatif untuk meningkatkan jumlah sapi perah dan penyediaan SDM peternakan sapi yang handal agar kualitas sapi dan susunya sesuai standar internasional yang dibutuhkan oleh industri susu olahan.  Kementerian Koperasi juga harus mempunyai terobosan yang jelas dan cerdas terkait dengan keberadaan koperasi persusuan yang sampai hari ini tidak banyak bermanfaat bagi peternak kecuali berteriak soal harga susu peternak, yang pada akhirnya juga tidak banyak dinikmati para peternak.

Bisakah pemerintah melakukan ini? Kalau tidak bisa, presiden sebagai pemimpin negara harus mencari Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan dan Menteri Koperasi baru yang tanggap, berani dan cerdas. Salam.
Outbond Malang Sejak puluhan tahun yang lalu pertumbuhan sapi potong dan perah di Indonesia tidak banyak berubah, yaitu hanya sekitar 10% dari populasi penduduk. Tidak banyak perkembangan dan jika dibandingkan dengan Negara lain di kawasan Asia Pasifik, Indonesia masih kekurangan pasokan susu dan daging untuk konsumsi seluruh populasi.

Pemerintah sampai saat ini tidak mempunyai program Outbond Malang yang jelas untuk melipatgandakan keberadaan sapi perah dan sapi potong demi memenuhi kebutuhan nutrisi dan protein bangsa ini. Pemerintah lebih suka kalau bangsa ini menjadi pengimpor daging dan pengimpor bahan baku susu olahan.

Semakin banyak nilai impor sapi maka semakin banyak komisi yang akan didapat oleh para oknum yang terlibat. Sistem koperasi susu pun tidak membantu banyak dalam meningkatkan kebutuhan susu segar di Indonesia. Kesejahteraan peternak kalah dengan kesejahteraan pengurus koperasi.

Bagaimana peternakan sapi perah dan potong bisa menjadi sebuah industri yang tumbuh pesat di negeri ini, kalau pemerintah dan koperasi tidak serius mengembangkannya. Bagaimana peternak sapi perah bisa maju di Indonesia jika bisnis ini dipenuhi para pencari rente? Sedangkan di tingkat industri susu olahan pun, pemerintah tidak peduli.

Perseteruan antara outbond malang peternak dengan industri susu olahan dibiarkan berlarut-larut. Kebijakan impor bahan baku susu olahan dibiarkan terus meningkat dan terus dikenakan bea masuk 5%. Dengan kondisi biaya listrik, upah pegawai, biaya distribusi yang terus naik sudah pasti dalam waktu dekat industri susu olahan harus menaikkan harga susu olahan.