Selasa, 15 Februari 2011

Outbond Malang Riak-riak revolusi yang terilhami dari Tunisia dan Mesir kini menggurita. Pasca jatuhnya Mubarak yang menurut beberapa pengamat dimulai dari dunia maya, akses internet ditutup di Aljazair. Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika sebagaimana dikutip kantor berita nasional Aljazair, juga akan mencabut aturan darurat yang telah diberlakukan selama 19 tahun. Pasca pencabutan aturan tersebut, maka masyarakat bebas melakukan demonstrasi sebagai bentuk ekspresi politik. Hak-hak partai politik pun akan diperluas.

Bukan hanya di Timur Tengah, di negeri Tirai Bambu, outbond malang Cina yang dikenal sangat selektif dalam menyiarkan informasi, akses informasi revolusi Mesir dan Tunisia oleh pemerintah disaring sangat ketat.

Suriah juga sudah mempersiapkan diri. Presiden Suriah Bashar al-Assad yang mewarisi
kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad, yang berkuasa selama tiga dekade di Suriah, mengatakan bahwa ia akan mendorong demokratisasi dalam bentuk reformasi politik.
Bashar bahkan mengajak para penguasa Arab untuk lebih akomodatif terhadap aspirasi
politik dan ekonomi rakyatnya. Ajakan Bashar, pun di amini oleh Libya yang berada di bawah rezim Muammar Qaddhafi.

Pun oleh Raja Yordania, outbond malang Abdullah II pada tanggal hari Rabu, 2 Februari kemarin, telah menyerah pada tekanan publik dan membubarkan kabinetnya dengan menunjuk perdana menteri agar segera melakukan reformasi politik. Oleh Ikhwanul Muslimin, salah satu kelompok Islam modern yang mengusung Pan Islamisme, Raja Abdullah II diminta agar segera menghilangkan hak absolut raja untuk menunjuk perdana menteri, mengeluarkan dekrit dan membubarkan parlemen. Kelompok ini juga meminta agar partai-partai diberi keterlibatan lebih luas dalam pemerintahan, khususnya di parlemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar